Jumat, 05 Sep 2025
Suara Kobeng | Aspirasi, Berani dan Aksi
25 Ribu Pasukan Kokam Padati Stadion Tridadi Sleman dalam Apel Akbar 2025 Bertajuk "Satya Haprabu untuk Indonesia Maju"
Penulis: Hamdan
Umum - 21 Jul 2025 - Views: 127
image empty

Sleman, 20 Juli 2025 — Lautan manusia berpakaian seragam hitam-khas memenuhi Stadion Tridadi, Kabupaten Sleman, dalam gelaran Apel Akbar Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (Kokam) tahun 2025. Mengangkat tema “Satya Haprabu untuk Indonesia Maju”, apel ini menjadi momentum penting bagi Kokam dalam menunjukkan eksistensinya sebagai kekuatan sosial-keumatan sekaligus komponen strategis dalam kehidupan berbangsa.

Acara yang digelar pada hari Ahad (20/7) tersebut turut dihadiri sejumlah tokoh nasional dan pimpinan tertinggi organisasi, termasuk Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Dr. Haedar Nashir, dan Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah sekaligus Panglima Tinggi Kokam, Dzulfikar Ahmad Tawalla. Hadir pula Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri), Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, yang bertindak langsung sebagai Inspektur Apel, serta sejumlah pejabat dan undangan lainnya.

 

Sejarah dan Ideologi Kokam Dibumikan Kembali

Dalam amanatnya di hadapan sekitar 25.000 kader Kokam dari berbagai daerah di Indonesia, Dzulfikar Ahmad Tawalla mengingatkan kembali tentang akar ideologis dan historis Kokam sebagai garda penjaga nilai-nilai kebangsaan dan keislaman. Ia menyebut bahwa Kokam bukan sekadar organisasi paramiliter Muhammadiyah, tetapi dibentuk dalam konteks sejarah pergolakan ideologi bangsa.

“Kokam lahir dari semangat patriotisme. Pendidikan dasarnya ditempa di barak-barak TNI, pengukuhannya di kantor kepolisian, dan pembaretannya pun dilakukan di tempat yang sama. Ini menunjukkan bahwa sejak awal, Kokam menyatu dengan semangat bela negara,” ujar Dzulfikar.

Ia juga menyingkap peran Jenderal Polisi Soetjipto Joedodihardjo yang memberikan bekal awal bagi kader Kokam pada masa-masa awal pendiriannya. Bekal itulah yang menjadi fondasi kekuatan moral para kader hingga hari ini.

Dzulfikar menyebut bahwa doktrin nasionalisme dan Islam (At-Targhîb al-Islamiyyah) menjadi pondasi utama dalam pendidikan Kokam. Dari sanalah lahir kader-kader yang tegas dalam menjaga moralitas publik, responsif terhadap ancaman sosial seperti miras ilegal dan perjudian, serta memiliki keteguhan hati dan kejernihan berpikir dalam menghadapi dinamika kehidupan berbangsa yang semakin kompleks.

“Kokam bukan pasukan apatis, mereka bukan follower. Mereka adalah kader-kader tangguh, responsif, adaptif, dan siap sedia kapan pun Persyarikatan dan bangsa ini membutuhkan,” tegas Dzulfikar dalam orasinya.

 

Satya Haprabu: Kesetiaan Kader di Tengah Dinamika Bangsa

Mengangkat nilai-nilai historis dari filosofi Satya Haprabu — istilah Jawa yang berarti kesetiaan kepada pemimpin dan negara — Dzulfikar mengaitkannya dengan semangat pasukan Bhayangkara pada masa Majapahit. Ia menjelaskan bahwa kesetiaan kader Kokam hari ini tumbuh dari akarnya yang kokoh dan doktrin moral yang kuat.

Tiga nilai utama yang menjadi titik temu Kokam adalah Setya ing Wacana (setia pada perkataan), Setya ing Laku (setia pada perbuatan), dan Setya ing Negara (setia kepada negara). Nilai-nilai ini bukan hanya menjadi semboyan, tapi telah menyatu dalam karakter perjuangan kader Kokam.

 

Soliditas dan Harapan dari Daerah

Perwakilan Kokam dari Pacitan, Hadi Sovi’in, menyampaikan bahwa Apel Akbar ini menjadi sarana penguat persatuan dan kekompakan lintas wilayah. Baginya, apel ini bukan sekadar seremoni, melainkan perwujudan nyata dari semangat bersama untuk membangun dan mengokohkan Kokam di seluruh penjuru Indonesia.

“Apel ini adalah panggilan kebersamaan. Kita hadir di sini untuk saling menguatkan dan menjadikan Kokam sebagai pemersatu gerakan pemuda Muhammadiyah,” ujarnya.

Lebih lanjut, Hadi juga menekankan pentingnya Kokam dalam menjaga keberagaman dan menjadi pengawal nilai-nilai kebangsaan di tengah arus perpecahan.

“Kokam harus menjadi garda terdepan dalam menjaga ukhuwah dan kebinekaan. Itu tanggung jawab besar yang harus kita emban bersama,” pungkasnya.

 

Kolaborasi Strategis: MoU Kokam dan Polri

Sebagai bagian dari langkah konkret, dalam apel ini juga dilakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara PP Pemuda Muhammadiyah dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) terkait program swasembada pangan melalui penanaman 10.000 hektar jagung. Kerja sama ini menjadi wujud nyata kontribusi Kokam dalam sektor ketahanan pangan dan pemberdayaan masyarakat.

 


 

Apel Akbar Kokam 2025 tidak hanya menjadi simbol kekuatan massa, tetapi juga mencerminkan semangat ideologis dan visi kebangsaan Kokam sebagai bagian integral dari Persyarikatan Muhammadiyah. Dengan semangat “Satya Haprabu untuk Indonesia Maju”, Kokam menegaskan kesiapan untuk terus hadir dan berperan aktif dalam menjaga nilai-nilai keislaman, kemanusiaan, dan keutuhan NKRI.