Amanah KH. Ahmad Dahlan yang diduga dikhianati adalah semangat dan tujuan pendirian Muhammadiyah sebagai organisasi pembaharuan Islam yang mengutamakan pemurnian akidah dan penyebaran dakwah dengan mengadopsi kemajuan zaman, namun ternyata tidak sepenuhnya dipahami dan diikuti oleh sebagian pengurus atau anggota di kemudian hari, yang justru fokus mencari keuntungan pribadi di dalam organisasi atau meniru praktik-praktik yang tidak sesuai dengan semangat awal.
Latar Belakang Amanah dan Pengkhianatan
Amanah KH. Ahmad Dahlan:
Ia mendirikan Muhammadiyah dengan tujuan memperbaharui dan memurnikan ajaran Islam, serta menyebarkannya melalui pendidikan dan organisasi yang modern. Beliau juga menitipkan tiga pesan utama:
"Aku titipkan Muhammadiyah kepadamu.": Amanat untuk menjaga dan melanjutkan perjuangan Muhammadiyah.
"Hidup-hidupilah Muhammadiyah, jangan mencari-cari kehidupan di dalam Muhammadiyah.": Pesan ini menekankan pentingnya pengabdian dan pengorbanan, serta melarang keras mencari keuntungan pribadi atau menjadikan Muhammadiyah sebagai sumber mata pencaharian utama.
"Menjadi apa saja, kembalilah ke Muhammadiyah.": Pesan untuk tetap menjaga hubungan dengan organisasi dan kembali kepada prinsip-prinsip awal.
Tanda-Tanda Pengkhianatan:
Fokus pada Kepentingan Pribadi: Beberapa pengurus atau anggota justru menjadikan Muhammadiyah sebagai alat untuk kepentingan pribadi, bukan pengabdian tanpa pamrih seperti yang diajarkan.
Penyelewengan Tujuan Organisasi: Ada yang tidak memahami esensi pembaharuan Islam ala KH. Ahmad Dahlan, bahkan ada yang menyelewengkan tujuan Muhammadiyah untuk kepentingan kelompok atau pribadi.
Hilangnya Semangat Pengorbanan: Seiring waktu, munculnya anggota yang tidak memiliki semangat pengorbanan harta, pikiran, dan tenaga demi kemajuan organisasi.